Sabtu, 05 Januari 2008

Pergaulan Dengan Internet

Internet merupakan temuan tahun abad 20 yang sangat revolusioner. Dengannya seolah dunia menjadi semakin kecil, semakin transparan dan bumi semakin cepat berputar. Dalam kehidupan sehari hari internet telah menjadikan hidup manusia menjadi lebih nikmat. Dengan internet hampir semua pertanyaan yang melintas di dalam benak kita dengan segera akan mendapatkan jawabannya.

Saya mengenal internet tahun 1989 ketika menjalani tugas belajar di The University of Manitoba, Canada. Ketika itu seorang mahasiswa, kalau mau, boleh mendapatkan suatu akun pada pusat komputer universitas. Kemudian profesor pembimbingnya akan mengisi akun itu dengan semacan cash. Dengan cash itu dia boleh mengakses internet (logging on). Cash akan berkurang seiring dengan lamanya kita logging on.

Akses pertama internet hanya saya manfaatkan untuk email dan melihat persediaan buku di perpustakaan. Dengan fasilitas email itu saya dapat berhubungan dengan teman teman yang berada di United Kingdom. Alamat emailnya kami dapatkan dari daftar anggota Isnet yang dicetak oleh Budi Rahardjo. Sungguh excited menerima balasan surat dari seorang teman di seberang. Saat itu saya menyurat ke Indratmo Soekarno yang sedang tugas belajar di University of Strathclyde, Glasgow. Ajaib, sehari kemudian, ketika saya logging on balasan darinya sudah tertayang di layar monitor.

Hal ajaib lainnya saya jumpai ketika mengakses persediaan buku di perpustakaan perpustakaan. Dengan komputer yang masih hitam putih, dari rumah, saya boleh mengakses situs situs perpustakaan. Tidak hanya perpustakaan The University of Manitoba, perpustakaan The University of Winnipegpun dapat kami akses. Demikian juga perpustakaan Kota Winnipeg (Winnipeg Public Library). Di situ kami boleh tahu perihal keberadaan suatu buku sediaan, ada di rak ataukah sedang dipinjam. Kalau sedang dipinjam, kapan buku itu akan kembali, dsb. Bagi saya yang datang dari suatu negara terbelakang kemudahan itu sungguh luar biasa.

Kemudahan yang saya peroleh itu, dari sisi kualitas, tentu tidak seperti masa kini. Saat itu tampilan komputer masih sebagaimana kita membuka komputer dengan operating system DOS, masih primitif, masih seperti mengakses internet lewat handset. Walaupun demikian tampilan di layar komputer Budi Rahardjo di laboratoriumnya sudah cukup canggih, layarnya lebar, resolusinya tinggi dan berwarna. Bisa dimaklumi saat itu dia adalah anggota tim pengembangan internet di universitasnya. Saya diajarnya banyak tentang OS dari Sun Linux (?) tetapi sampai pulang ke Indonesia tahun 1991 juga tidak paham.

Di Indonesia, pergaulan saya dengan internet dimulai sekitar tahun 1995 di Pekanbaru ketika Indonet membuka pelayanannya di sana. Inilah ISP pertama yang saya kenal. Darinya saya mendapatkan sebuah e-mail address yang sampai sekarang, walau sudah bermukim di Semarang, masih saya pelihara. Dengan terbukanya akses internet itu maka semua aplikasi dalam internet saya coba manfaatkan, misalnya: e-mail, browsing, IRC, telnet dan newsgroup. Aplikasi ftp juga saya coba ketika mencoba membuat sebuah web untuk diri sendiri.

Internet dan aplikasinya telah membuat kerja saya menjadi sangat terbantu. Saya merasa kerja cerdas sudah dapat dilakukan. Kerja cerdas merupakan istilah yang selalu saya dengungkan kepada subordinate saya. Ciri kerja cerdas adalah produktivitas tinggi dengan tempo kerja yang santai. Internet menjawab kebutuhan itu.

Baca lanjutan!