Senin, 21 November 2011

Ancaman Jumlah Penduduk

KOmpas hari ini mengangkat topik pada halaman pertama dengan judul Lonjakan Penduduk Menjadi Ancaman. Jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 240 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,34%. Jumlah penduduk ini menjadi ancaman karena kualitasnya yang rendah. Keberadaan penduduk itu mengonsumsi 27 juta ton beras per tahun yang dihitung dengan tingkat konsumsi pangan 120 kg beras per kapita per tahun. Sedang konsumsi energinya adalah 61 juta kilo liter per tahun. IPM Indonesia adalah peringkat 124 dari 187 negara. Itu masih di bawah Filipina yang 112 dan Thailand yang 103. Rendahnya kualitas Indonesia tercermin dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang didominasi tenaga kerja sektor informal.

Menurut UNDP IPM Indonesia rendah karena belum meratanya pelayanan publik. Pendidikan masih merupakan satu satunya alat untuk lepas dari kemiskinan. Padalah lamanya manusia Indonesia bersekolah hanya 7,72 tahun artinya setingkat lulusan SD.

Berikut ini merupakan angka angka yang mencerminkan masih rendahnya kualitas manusia Indonesia:
1. Jumlah Penduduk INdonesia 2010 adalah 237.641.326 dengan 57.5% berada di Jawa (luas 6.8%)
2. Rata rata lama sekolah tahun 2009 adalah 7,72 tahun
3. Angka harapan hidup tahun 2009 adalah 69,21 tahun dengan terendah 61,8 tahun di NTT dan tertinggi 73,16 tahun di DIY.
4. RAsio dokter adalah 1:10.000 dibanding idealnya 1:2.500
5. Pencaharian di bidang pertanian secara luas adalah 40% dan berkualitas rendah.
6. Pengeluaran per kapita Rp631.500 dengan 51,43% untuk makanan
7. Angka kematian bayi 2007 adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup, Angka kematian balita adalah 44 per 1.000 kh dan angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kh

IPM Indonesia masih rendah dan ini juga mempengaruhi kepercayaan diri bangsa di forum nasional. Peningkatan IPM memang perlu dan untuk sementara tampaknya pembatasan kelahiran adalah hal yang sangat mendesak.

Baca lanjutan!

Rabu, 16 November 2011

Naik Saja Tidak Cukup!

Itu judul tulisan Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin zaman Order Baru di Kompas 16 November 2011. Tulisan ini menarik untuk disimak karena figure Haryono Suyono yang fenomenal karena sukses dalam mengelola program keluarga berencana. Pada tulisan ini beliau mengulas tentang progres kenaikan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia.

IPM Indonesia tumbuh dengan konsisten namun sayangnya kurang cepat. Pada tahun 1980 IPM Indonesia adalah 0,423 dan naik menjadi 0,481 di tahun 1990. Sepuluh tahun kemudian IMP Indonesia menjadi 0,543. Pada tahun 2005 adalah 0,572 dan 2011 adalah 0,617. Namun demikian rupanya dari pengukuran peringkat posisi Indonesia itu tidaklah menggembirakan. Peringkat pada tahun 2009 adalah 111, tahun 2010 naik sedikit ke 108 namun pada tahun 2011 melorot ke 124. Beberapa negara yang tampaknya kurang beruntung rupanya mempunyai IPM yang lebih tinggi daripada Indonesia yaitu: Palestina, Uzbekistan, Botswana, Suriah, Namibia, Honduras, Kiribati dan Afrika Selatan. Mereka berada pada peringkat 114 sampai 123. Vietnam masih berada di bawah Indonesia.

Untuk meningkatkan IPM secara lebih signifikan rupanya beberapa parameter perlu mendapatkan perhatian. Haryono mengidentifikasi parameter usia harapan hidup, pendidikan dan kenaikan tingkat pendapatan. Semua parameter tersebut sangat terkait dengan keluarga berencana. Menutup tulisannya beliau mengusulkan untuk meningkatkan pendidikan di usia sampai dengan 25 tahun, program Pos Pemberdayaan Keluarga dan pengelolaan statistik. Beliau memang pakar di bidang statistik dan keluarga berencana.

Indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi ukuran untuk kemajuan suatu negara. Indeks pembangunan manusia menurut UNDP adalah dengan memperhatikan 3 parameter yaitu: Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Pendapatan. Sebelum tahun 2010 UNDP merumuskan dengan 3 parameter juga yaitu: Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan GDP. Beberapa organisasi lainnya memperhatikan juga Indeks Kependudukan.

Baca lanjutan!